Banjir Semarang: Luka Lama yang Terus Menganga

Berita Seputar Indonesia – Banjir Semarang kembali menggenangi Kota Semarang pada 14 Maret 2024. Hujan deras yang mengguyur sejak Rabu (13/3) malam tak mampu di tampung oleh sistem drainase kota, mengakibatkan air meluap dan menggenangi berbagai wilayah. Banjir ini menambah daftar panjang tragedi air bah yang telah menghantui Semarang selama bertahun-tahun.

Kawasan yang terdampak banjir kali ini meliputi wilayah Semarang Utara, Semarang Tengah, Semarang Selatan, dan Genuk. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 50 cm hingga 2 meter, melumpuhkan aktivitas warga dan menghambat roda ekonomi. Jalan-jalan utama terputus, sekolah di liburkan, dan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Banjir Semarang bukan fenomena baru

Kota ini memang memiliki kerentanan geografis yang tinggi. Kontur tanah yang cekung, curah hujan tinggi, dan sistem drainase yang belum optimal menjadi faktor utama yang mempermudah terjadinya genangan. Tak hanya itu, faktor lain seperti rob (pasang air laut) dan alih fungsi lahan memperparah situasi.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi banjir, seperti normalisasi sungai, pembangunan waduk, dan pembuatan tanggul. Namun, solusi ini tampaknya belum cukup. Perlu ada langkah yang lebih komprehensif dan berkelanjutan, dengan melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga akademisi.

Masyarakat perlu di edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan. Kesadaran kolektif untuk menjaga daerah resapan air dan meminimalisir penggunaan plastik juga menjadi kunci.

Pemerintah perlu memperkuat sistem drainase, memperluas daerah resapan air, dan memperketat aturan tata ruang kota. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk swasta dan akademisi, juga perlu di optimalkan untuk merumuskan solusi yang tepat sasaran dan berkelanjutan.

Banjir Semarang bukan hanya soal air yang meluap, tapi juga tentang luka lama yang terus menganga. Luka yang menandakan kegagalan sistem dan kurangnya kepedulian. Banjir ini adalah alarm bagi kita semua untuk berbenah diri dan bergandengan tangan mencari solusi permanen.

Tragedi ini mengingatkan kita bahwa alam memiliki batas kesabarannya. Banjir bukan hanya bencana alam, tapi juga bencana akibat ulah manusia. Mari jadikan tragedi ini sebagai momentum untuk membangun Semarang yang lebih tangguh dan ramah lingkungan.

Baca Juga : Enzy Storia Beradaptasi dengan Kehidupan Baru di Amerika
Sumber : Detiknews

Spread the love

Related Posts

Kasus Vina Cirebon: Status Tersangka Pegi Setiawan Resmi Batal, Respons Hotman Paris Mengemuka

Berita Seputar Indonesia – Kasus pemerkosaan dan pembunuhan Vina Cirebon yang telah berlangsung sejak 2016, memasuki babak baru setelah Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat, menyatakan bahwa penetapan Pegi Setiawan alias…

Spread the love

Keluarga Viral Beserta Balita Di Sekap Aparat Kepolisian

Berita Seputar Indonesia – Keluarga Viral Beserta Balita Di Sekap Aparat Kepolisian Sebuah video viral di media sosial menggambarkan kejadian yang menghebohkan. Di mana sekelompok oknum polisi di duga melakukan penyekapan terhadap…

Spread the love

You Missed

Patricia Gouw Ungkap Alasan Memilih Melahirkan di Thailand

Patricia Gouw Ungkap Alasan Memilih Melahirkan di Thailand

Tengku Dewi Ungkap Perubahan Andrew Andika

Tengku Dewi Ungkap Perubahan Andrew Andika

Jessica Mila dan Yakup Hasibuan Meriahkan Acara Yacht Sourcing

Jessica Mila dan Yakup Hasibuan Meriahkan Acara Yacht Sourcing

Prilly Latuconsina Luncurkan Perusahaan Penyewaan Kapal

Prilly Latuconsina Luncurkan Perusahaan Penyewaan Kapal

Saksi Kasus Lolly Anak Nikita Mirzani Di periksa

Saksi Kasus Lolly Anak Nikita Mirzani Di periksa

Dewi Perssik Klarifikasi Isu Ditangkap karena Kasus Narkoba

Dewi Perssik Klarifikasi Isu Ditangkap karena Kasus Narkoba