Berita Seputar Indonesia – Richard Lee Tepis Tuduhan Skincare Berbahaya
Di tengah sorotan tajam terhadap produk skincare miliknya, Dr. Richard Lee, lebih di kenal sebagai Dokter Richard, memberikan klarifikasi tegas mengenai tuduhan bahwa produk-produk tersebut berbahaya. Isu ini muncul setelah BPI KPNPA mengungkapkan kekhawatiran terkait produk di klinik Richard Lee dan meminta BPOM untuk melakukan pengawasan lebih lanjut.
Tudingan dan Reaksi Richard Lee
Kabar mengenai produk skincare milik Dokter Richard di duga mengandung bahan berbahaya mulai mencuat setelah BPI KPNPA mengajukan laporan kepada BPOM. Mereka menyebutkan bahwa ada ribuan produk dari Athena Group—perusahaan milik Richard Lee—yang telah di sita. Tuduhan ini memicu kekhawatiran publik dan menyeret nama Richard Lee ke dalam pusaran kontroversi.
Menanggapi tuduhan tersebut, Richard Lee tidak tinggal diam. Melalui akun Instagramnya, @dr.richard_lee, ia menyampaikan pernyataan terbuka untuk meluruskan situasi. Dalam video klarifikasinya, Richard Lee menegaskan bahwa isu ini telah di politisasi dan ia merasa perlu untuk membela diri serta reputasinya.
“Sebenarnya aku enggak mau terlalu banyak membahas ini karena sepertinya tidak terlalu ramai… Namun, karena menyangkut brand dan nama baik, akhirnya aku memutuskan untuk klarifikasi di sini. Aku merasa perlu berbicara karena tuduhan ini sudah mulai meresahkan,” ujar Richard Lee dalam video tersebut.
Baca Juga : Film Horor “Kolong Wewe”Ochi Rosdiana, Clift Sangra
Klaim Kerja Sama dengan BPOM
Yang mengejutkan adalah penjelasan Dokter Richard bahwa selama ini ia justru menjalin kerja sama dengan BPOM. Menurutnya, tidak ada produk dari kliniknya yang di sita oleh BPOM. Bahkan, ia mengklaim bahwa ia telah aktif berkolaborasi dengan BPOM untuk kegiatan edukasi.
“Aku ingin menjelaskan bahwa tuduhan mengenai produk kami yang di sita BPOM adalah hoaks. Faktanya, produk kami tidak pernah di sita. Tahun ini, aku banyak bekerja sama dengan BPOM. Aku juga pernah di undang oleh pimpinan BPOM untuk berbicara mengenai etiket biru dan penyuluhan terkait produk skincare,” jelas Richard Lee.
Dia juga menunjukkan bukti chat dengan pimpinan BPOM yang menunjukkan adanya komunikasi dan kerja sama antara dirinya dan lembaga tersebut. Richard Lee menambahkan bahwa pada bulan September, ia di jadwalkan untuk memberikan edukasi bersama ketua BPOM yang baru.
Tanggapan Richard Lee Terhadap Kritikan
Dokter Richard juga menanggapi kritik yang datang kepadanya dengan nada keras. Ia mengungkapkan rasa frustrasinya karena setiap kali ia mengedukasi publik mengenai produk skincare abal-abal, selalu ada pihak yang mencoba merusak reputasinya.
“Minggu depan aku akan melaporkan semua tuduhan ini ke polisi. Ini sudah terlalu berlebihan. Setiap kali aku memberikan edukasi tentang skincare palsu atau masalah BPA, beberapa hari kemudian selalu ada isu seperti ini yang muncul. Ini seperti sudah menjadi pola,” ujarnya.
Ia juga menyoroti ketidakadilan yang terjadi, di mana brand yang ia kritik tidak mendapatkan perhatian serupa. “Ketika ada produk skincare abal-abal dengan label yang mencurigakan, tidak ada laporan atau konferensi pers yang di buat. Kenapa hanya produk kami yang jadi sasaran?” tambah Richard Lee.
Pertanyaan Etika dan Keterlibatan Publik
Dokter Richard mengakhiri pernyataannya dengan menyinggung tentang keadilan dan etika dari pihak-pihak yang melaporkannya. Ia menyatakan bahwa banyak orang telah terbantu oleh edukasi yang ia berikan dan mempertanyakan motivasi di balik laporan yang ia terima.
“Orang-orang banyak yang terselamatkan oleh konten edukasi aku. Sayangnya, mereka yang melaporkan justru membuat situasi ini lebih buruk. Aku merasa ini adalah opini yang sengaja di buat untuk menurunkan kredibilitasku karena banyak yang terganggu dengan konten edukasi aku. Pilihlah informasi yang benar dan kredibel,” pungkasnya.
Kontroversi ini menunjukkan betapa pentingnya transparansi dan komunikasi dalam industri skincare. Dokter Richard dengan tegas membantah tuduhan dan menunjukkan bahwa ia telah berkomitmen untuk berkolaborasi dengan BPOM dalam edukasi publik. Sementara itu, publik di imbau untuk selalu memverifikasi informasi sebelum membuat penilaian dan percaya pada sumber yang terpercaya.
Sumber : Liputan 6