Berita Seputar Indonesia – Gempa bumi berkekuatan 6,5 skala Richter mengguncang Bawean Pada tanggal 22 Maret 2024, Jawa Timur. Disusul ratusan gempa susulan, dengan magnitudo terbesar 5,1. Kejadian ini mengejutkan banyak pihak, termasuk BMKG, karena beberapa alasan:
1. Aktivitas Sesar Baru:
Gempa Bawean terjadi di zona seismik yang sebelumnya tidak teridentifikasi. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas sesar baru yang belum terpetakan. Kemungkinan besar, sesar ini teraktivasi akibat tekanan lempeng tektonik di wilayah tersebut.
2. Gempa Susulan Intens:
Hingga 23 Maret 2024, tercatat lebih dari 150 gempa susulan dengan magnitudo cukup besar. Intensitas dan durasi gempa susulan ini tergolong tinggi dan dapat menimbulkan kerusakan tambahan.
3. Dampak Kerusakan Signifikan:
Gempa menyebabkan kerusakan parah di Bawean, Gresik, dan Tuban. Ratusan rumah, fasilitas umum, dan infrastruktur mengalami kerusakan. Hal ini menyebabkan kerugian ekonomi dan mengganggu aktivitas masyarakat.
4. Fenomena Air Panas:
Gempa memicu munculnya fenomena air panas di Desa Tambak, Pulau Bawean. Fenomena ini jarang terjadi dan masih diselidiki BMKG. Kemungkinan besar, gempa bumi menyebabkan retakan pada permukaan tanah yang memungkinkan air panas dari bawah tanah keluar.
Upaya Penanganan dan Kesiapsiagaan:
BMKG terus memantau situasi dan perkembangan gempa . Pemerintah daerah setempat juga telah mengambil langkah-langkah untuk membantu warga yang terkena dampak gempa, seperti menyediakan tempat pengungsian dan bantuan logistik.
Gempa menjadi pengingat bahwa Indonesia adalah negara rawan gempa bumi. Penting bagi masyarakat untuk memahami risiko gempa dan memiliki pengetahuan tentang cara penyelamatan diri. Pemerintah juga perlu meningkatkan upaya mitigasi gempa, seperti membangun infrastruktur tahan gempa dan melakukan edukasi kepada masyarakat.
Baca juga : Kasus Korupsi LPEI: Luka Lama yang Terus Menganga
Sumber : CNBCindonesia