Berita Seputar Indonesia – Harga BBM Naik Dampak Melemahnya Rupiah Terhadap Dollar
Biaya pengadaan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia di perkirakan akan mengalami lonjakan signifikan. Sebagai akibat dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan kenaikan harga minyak mentah dunia. Situasi ini tidak hanya berdampak langsung pada biaya operasional pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Melainkan juga menimbulkan pertanyaan serius mengenai kenaikan harga BBM di dalam negeri.
Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro. Pelemahan rupiah sebesar Rp 100 per USD dapat meningkatkan biaya pengadaan BBM sekitar Rp 100 per liter. Sementara itu, setiap kenaikan harga minyak mentah sebesar USD 1 per barel. Kemudian di perkirakan akan menambah biaya pengadaan BBM sekitar Rp 150 per liter. Dengan rata-rata kurs tengah Bank Indonesia pada paruh pertama 2024 mencapai Rp 15.892 per USD. Bahkan lebih tinggi Rp 892 per USD dari asumsi APBN 2024, pengaruhnya sangat terasa dalam biaya energi nasional.
Komaidi juga menyoroti bahwa Indonesia bukan satu-satunya negara yang menghadapi tantangan ini. Bersama dengan beberapa negara tetangga seperti Singapura, Filipina, Thailand, Laos, dan Vietnam juga melaporkan kenaikan harga BBM yang signifikan. Contohnya, harga bensin RON 95 di negara-negara tersebut bervariasi. Mulai antara Rp 15.033 hingga Rp 33.850 per liter selama semester pertama 2024.
Analisis yang di lakukan oleh ReforMiner menunjukkan bahwa pengeluaran negara mengalami penurunan pada kuartal pertama 2024 di bandingkan dengan tahun sebelumnya. Terutama dalam hal penerimaan pajak dan pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Sementara itu, belanja negara cenderung meningkat, mencerminkan tantangan dalam menjaga keseimbangan fiskal di tengah kondisi ekonomi yang berubah-ubah.
Baca Juga : Reaksi Ruben Onsu Mendengar Kabar Pencabutan Gugatan Cerai
Harga BBM Naik Dampak Melemahnya Rupiah Terhadap Dollar
Dalam konteks ini, pemerintah di hadapkan pada pilihan sulit antara mempertahankan subsidi harga BBM atau menyesuaikan harga sesuai dengan kondisi pasar internasional. Meskipun penyesuaian harga BBM dapat menjadi langkah yang logis untuk menjaga keberlanjutan fiskal dan mengurangi dampak negatif dari pelemahan rupiah, kebijakan tersebut juga harus mempertimbangkan implikasi sosial dan ekonomi yang luas.
Penting untuk di catat bahwa sektor industri dan perdagangan, yang menjadi pilar utama pendapatan perpajakan Indonesia, sangat bergantung pada ketersediaan energi yang stabil dan harga yang terjangkau. Dalam upaya mengantisipasi risiko yang mungkin timbul, ReforMiner menekankan perlunya kebijakan fiskal yang proporsional dan tepat waktu, serta strategi harga energi yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dengan berbagai tantangan ini, ReforMiner memandang bahwa pemerintah perlu mengambil langkah-langkah yang hati-hati dan berdasarkan data dalam merumuskan kebijakan energi ke depan. Upaya ini tidak hanya untuk menjaga stabilitas harga BBM. Melainkan juga untuk mendukung target makroekonomi nasional, termasuk dalam hal pertumbuhan PDB dan penerimaan negara.
Sumber : Liputan 6