Sandra Dewi Kembali Di rugikan 2 Apartemen Mewah Ikut Disita

Berita Seputar Indonesia – Sandra Dewi Kembali Di rugikan 2 Apartemen Mewah Ikut Di sita

Pada Kamis, 10 Oktober 2024, publik kembali terfokus pada sosok Sandra Dewi ketika ia muncul di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat. Sebagai saksi dalam kasus korupsi timah yang melibatkan suaminya, Harvey Moeis. Kehadirannya bukan hanya sekadar memenuhi panggilan hukum, tetapi juga untuk membela hak dan aset pribadinya yang kini terancam di sita.

Kasus yang sedang di sidangkan merupakan skandal besar yang di duga merugikan negara hingga Rp300 triliun. Hal ini membuat Sandra Dewi, yang di kenal sebagai selebritas papan atas, tidak hanya menjadi sorotan karena statusnya. Tetapi juga karena dampak langsung yang di rasakan oleh kehidupannya. Dalam sidang tersebut, Sandra mengungkapkan ketidakpuasannya atas penyitaan sejumlah aset pribadi. Termasuk dua apartemen mewah yang di klaimnya sebagai hasil jerih payahnya sebelum menikah dengan Harvey Moeis.

Ketua Majelis Hakim, Eko Aryanto, memimpin sidang dengan berbagai pertanyaan yang mendalam. Dalam tanggapannya, Sandra menjelaskan dengan rinci bahwa kedua apartemen yang di sita adalah hadiah dari PT Palama Serpong. Ketika ia menjabat sebagai brand ambassador perusahaan tersebut. “Saya memperoleh apartemen ini sebelum menikah, dan semua ini merupakan hasil kerja keras saya sendiri,” ujarnya dengan nada tegas. Ia merasa keberatan dan berusaha meyakinkan hakim bahwa penyitaan ini tidak adil.

Baca Juga : Film Perewangan MD Pictures dan EST N8 Bidik Pasar Internasional

Sandra Dewi Kembali Di rugikan 2 Apartemen Mewah Ikut Di sita

Sandra juga menyinggung tentang rumah yang mereka beli bersama sebagai pasangan, di mana ia mengaku turut menyetor dana untuk pembelian tersebut. “Kami membeli rumah ini berdua. Saya ikut membayar, dan suami saya juga,” ungkapnya, memperlihatkan betapa terikatnya ia dalam urusan keuangan bersama suaminya.

Selain apartemen dan rumah, Sandra juga mencurahkan rasa kesalnya mengenai penyitaan koleksi mobil mewahnya, termasuk Mini Cooper dan Rolls Royce. Ia menegaskan bahwa mobil-mobil tersebut merupakan hadiah dari Harvey, tetapi tidak hanya untuk dirinya melainkan untuk seluruh keluarga. Ini menunjukkan bahwa aset-aset tersebut memiliki makna yang lebih dalam dalam konteks keluarga mereka.

Yang lebih mengejutkan adalah keluhan Sandra terkait koleksi tas mewahnya yang juga ikut di sita. Ia dengan tegas menyatakan bahwa tas-tas tersebut bukan merupakan pemberian dari Harvey, melainkan hasil kerja kerasnya sendiri. “Ini adalah hasil kerja keras saya, dan saya merasa sangat tidak adil jika aset-aset ini juga harus di sita,” tambahnya, menunjukkan betapa emosionalnya situasi ini bagi dirinya.

Sikap Sandra Dewi di pengadilan mencerminkan ketidakpastian dan ketidakadilan yang di rasakannya di tengah situasi yang kompleks ini. Sebagai figur publik, ia tidak hanya berjuang untuk membela dirinya dan aset yang telah ia kumpulkan, tetapi juga untuk menjaga citra keluarganya di mata publik.

Kasus ini bukan hanya mengguncang kehidupan pribadi Sandra dan Harvey, tetapi juga menyoroti dampak luas dari korupsi yang merugikan banyak pihak. Sementara sidang masih berlanjut, banyak yang berharap agar keadilan dapat di tegakkan, tidak hanya untuk mereka yang terlibat, tetapi juga untuk masyarakat luas yang terkena dampak dari skandal ini. Sandra Dewi kini menjadi simbol perjuangan melawan ketidakadilan di tengah pusaran kasus hukum yang rumit dan penuh intrik.