
Berita Seputar Indonesia – Agnez Mo : Kronologi Kasus Lagu “Bilang Saja” Di Somasi
Kasus sengketa antara Ari Bias dan Agnez Mo terkait lagu “Bilang Saja” mencuri perhatian publik. Setelah keputusan majelis hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang menyatakan Agnez Mo bersalah. Namun, perseteruan ini ternyata bukanlah konflik yang muncul begitu saja. Ari Bias, selaku penulis lagu, mengungkapkan kronologi panjang yang mengarah pada keputusan untuk menggugat Agnez Mo ke pengadilan.
Dalam wawancara eksklusif dengan Awak Media pada Rabu (19/2/2025), Ari Bias menceritakan bahwa gugatan ini bukanlah tindakan mendadak. Semua berawal dari upaya komunikasi yang baik-baik yang sayangnya tidak di gubris.
“Patut di catat, saya tidak langsung menggugat. Sejak awal, saya menetapkan royalti lagu saya hanya Rp5 juta. Jika di nyanyikan dalam tiga konser komersial di tiga kota, maka totalnya hanya Rp15 juta,” ujar Ari Bias.
Ari kemudian mencoba menghubungi manajemen Agnez Mo secara baik-baik. Untuk memberitahukan tentang penerapan sistem direct license atas karyanya, termasuk lagu “Bilang Saja.” Namun, sayangnya, upaya tersebut tidak mendapatkan respons yang di harapkan.
“Apa yang saya inginkan adalah pembayaran royalti lewat LMKN. Saya menunggu satu tahun, padahal seharusnya pembayaran royalti di lakukan dalam waktu maksimal tiga bulan. Tapi tetap tidak ada pembayaran. Royalti penulis lagu seharusnya 2 persen dari total penjualan tiket,” ungkapnya.
Baca Juga : Rumah Teteh: Story of Helena
Agnez Mo : Kronologi Kasus Lagu “Bilang Saja” Di Somasi
Melihat ketidakjelasan ini, Ari Bias kemudian berkonsultasi dengan Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN). Untuk mencari tahu apakah ia bisa memperjuangkan hak ekonominya melalui jalur hukum. Ternyata, setelah mendapat informasi dan dukungan, proses hukum bisa di mulai.
“Saya akhirnya memilih untuk berjuang bersama Bang Minola Sebayang. Tapi saya tidak langsung menggugat ke pengadilan. Kami mulai dengan mengirimkan somasi tertulis, namun tetap tidak di respons. Kemudian, saya mengirimkan somasi terbuka, tetapi tetap tidak di gubris,” jelas Ari.
Upaya komunikasi yang di lakukan Ari Bias akhirnya tidak membuahkan hasil. Ia merasa seperti berbicara pada tembok yang tak bersuara. Akhirnya, setelah hampir satu setengah tahun mencoba berbagai cara, Ari memilih untuk membawa masalah ini ke ranah hukum. Pada Juni 2024, ia melaporkan kasusnya ke Bareskrim Polri, dengan nomor laporan: LP/B/202/VI/2024/SPKT/Bareskrim Polri.
“Saya melapor ke polisi dan mengajukan gugatan. Prosesnya tidak mendadak menggugat ke pengadilan. Ada banyak tahapan dan pendekatan yang kami lakukan sebelumnya,” pungkas Ari Bias, menutup wawancara.
Sementara itu, publik terpecah dalam memberikan dukungan. Sebagian mendukung Ari Bias sebagai penulis lagu yang berhak mendapatkan royalti yang semestinya. Sementara lainnya memihak Agnez Mo, menilai bahwa masalah ini lebih kompleks. Ujung dari konflik ini adalah denda Rp1,5 miliar yang harus di bayar Agnez Mo, yang menambah ketegangan dalam kasus ini.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Hanya waktu yang akan memberi jawaban.
Sumber : Liputan 6