Berita Seputar Indonesia –Krisdayanti Komentar Tapera, Mengecam Kebijakan Pemerintah
Kritik yang Tegas dari seorang Krisdayanti Angkat Isu Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) dan Dampaknya terhadap UMR, Masa Pensiun, dan Inflasi.
Investasi bukanlah hal yang harus di paksakan tapi harus sesuai kemauan dan kemampuan dari setiap individu.
Tabungan Perumahan Rakyat, atau yang lebih di kenal dengan singkatan Tapera, telah menjadi sorotan hangat dalam debat publik. Dalam sebuah video yang di unggah di akun Instagram-nya, Krisdayanti, yang juga merupakan Anggota Komisi IX DPR RI. Dengan tegas mengkritik kebijakan tersebut sambil membahas implikasi inflasi yang tak terhindarkan.
“Kebijakan Pemerintah terkait Tapera harus di pikirkan ulang,” tegas Krisdayanti, menyuarakan kekhawatiran akan dampaknya yang di rasakan secara langsung terhadap pendapatan pekerja, terutama yang masih berada pada tingkat Upah Minimum Regional (UMR).
Belum lagi, Krisdayanti juga menyoroti masa pensiun pekerja serta dampaknya terhadap kenaikan harga barang, termasuk harga properti. “Kita harus mempertimbangkan dengan hasil yang di dapatkan setiap bulannya,” lanjutnya.
Krisdayanti Komentar Tapera, Mengecam Kebijakan Pemerintah
Dalam konteks investasi, Krisdayanti menegaskan bahwa keputusan untuk berinvestasi seharusnya didasarkan pada kebutuhan dan keinginan individu, bukan dipaksakan. “Pekerja, terutama yang berada di UMR, memiliki kisaran gaji 5 juta hingga 7 juta. Masa pensiun mereka di perkirakan pada usia 58 tahun. Namun, dengan inflasi yang tak terhindarkan, harga rumah bisa melonjak hingga mencapai angka yang sulit di jangkau,” ungkapnya dengan cemas.
Krisdayanti juga mengemukakan keprihatinannya terhadap kemungkinan bahwa saldo Tapera yang terkumpul mungkin tidak akan mencukupi untuk membeli rumah di masa pensiun. “Dengan harga rumah yang terus meroket, mencapai angka di atas 600 juta, ada kemungkinan besar bahwa pekerja yang telah memasuki masa pensiun tidak akan mampu memiliki rumah,” tambahnya.
Melalui unggahan tersebut, Krisdayanti tidak hanya menyoroti isu Tapera, tetapi juga menyuarakan kepeduliannya terhadap nasib pekerja Indonesia, terutama dalam konteks perencanaan keuangan di masa depan. Dengan tegas, ia meminta Pemerintah untuk mempertimbangkan kembali kebijakan Tapera dan menekankan pentingnya untuk tidak memaksakan investasi yang mungkin tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan individu.
Baca Juga : Suami BCL, Tiko Aryawardhana Terjerat kasus penggelapan 6,9M
Sumber : Liputan 6